Investing.com - Harga minyak bergerak sedikit di perdagangan Asia pada hari Senin, melanjutkan sebagian besar penguatannya baru ini saat pasar menunggu isyarat baru dari pertemuan OPEC dan data ekonomi AS minggu ini.
Pasar minyak memangkas beberapa kerugian awal setelah survei swasta menunjukkan sektor manufaktur China tumbuh sedikit lebih tinggi pada bulan Juni. Tetapi angka tersebut masih lebih lemah dari data bulan Mei, yang mengindikasikan berlanjutnya pelemahan pada negara importir minyak terbesar di dunia ini.
Minyak Brent stabil di $75,43 per barel, sementara minyak WTI datar di $70,61 per barel pukul 09.17 WIB.
Kedua kontrak menyusul kenaikan yang kuat sejak hari Jumat, setelah data menunjukkan turunnya pengukur inflasi yang disukai Federal Reserve. Angka tersebut memicu rally di sebagian besar pasar, dengan spekulasi bahwa inflasi akan turun dalam kisaran target bank sentral, sehingga membutuhkan lebih sedikit kenaikan suku bunga.
Pasar minyak berfokus pada pertemuan para eksekutif industri minyak dengan para menteri energi dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan mitranya di minggu ini.
Meskipun forum ini bukan merupakan pertemuan kebijakan, yang berarti bahwa perubahan apa pun pada produksi OPEC mungkin tidak terjadi, forum ini masih diharapkan dapat memberikan petunjuk soal pasar minyak, di tengah meningkatnya kekhawatiran akan memburuknya permintaan tahun ini.
OPEC telah memangkas produksi dua kali sejauh ini pada tahun 2023 untuk memperketat pasokan minyak dan menaikkan harga. Tetapi langkah-langkah tersebut memberikan dorongan singkat pada harga, dan minyak mentah masih diperdagangkan negatif untuk tahun ini.
Sejumlah data ekonomi dari AS - termasuk data nonfarm payroll - juga diperkirakan akan memberikan lebih banyak petunjuk tentang konsumen minyak terbesar di dunia minggu ini.
Data yang dirilis minggu lalu mengindikasikan beberapa ketahanan dalam ekonomi AS, yang membuat trader mengurangi ekspektasi resesi tahun ini. Gagasan ini membantu mendukung harga minyak.
Namun, terlepas dari penguatan harga baru-baru ini, harga minyak masih diperdagangkan turun antara 8% dan 10% untuk tahun ini, di tengah kekhawatiran yang terus-menerus akan kenaikan suku bunga AS dan memburuknya permintaan.
Sinyal hawkish dari Federal Reserve telah menjadi sumber utama tekanan penurunan pada pasar minyak, lantaran bank sentral isyaratkan setidaknya ada dua kenaikan suku bunga lagi tahun ini.
Pasar khawatir bahwa kenaikan suku bunga akan semakin menghambat aktivitas ekonomi, yang pada akhirnya akan membebani permintaan minyak tahun ini.
Fokus minggu ini juga tertuju pada risalah rapat Fed bulan Juni, untuk mendapat informasi lain mengenai rencana kenaikan suku bunga bank sentral.
Komoditas hari ini, nikel turun 0,97% pada penutupan Sabtu lalu, timah naik 2,64% Jumat di ICE London, bijih besi turun 0,04% dan tembaga naik 0,71% pukul 08.57 WIB.
Sementara, karet mencapai 133,00 pada Jumat di Singapura, batubara Newcastle di ICE London tercatat 138,00, kakao AS naik 2,94%, harga minyak sawit sentuh 3.751,00, dan kacang kedelai naik 2,23% hingga siang ini.
Adapun kopi robusta di London berada di 2.490,00, kopi AS turun 1,56% dan gas alam turun 2,31%.
Dapatkan kesempatan untuk mendapatkan keuntungan melalui PT. Royal Trust Futures
PT. Royal Trust Futures didirikan pada tahun 2005 dan telah memiliki ijin resmi sebagai Pialang Berjangka dan diawasi oleh Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEBTI) sejak tahun 2006, menjadi anggota PT. Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) sejak tahun 2005 dan menjadi anggota PT. Kliring Berjangka Indonesia (KBI) sejak tahun 2012
© Copyright 2023 PT. Royal Trust Futures. All Rights Reserved