Dolar menguat terhadap euro pada penutupan Senin setelah data ekonomi terbaru menunjukkan ekonomi AS yang lebih kuat dan zona euro melambat kala traders menunggu tiga rapat bank sentral minggu ini untuk mendapatkan petunjuk mengenai prospek kebijakan moneter.
Dilansir Reuters Selasa (25/07) pagi, sebuah survei purchasing managers yang sangat diawasi menunjukkan bahwa aktivitas bisnis AS melambat ke titik terendah dalam lima bulan di bulan Juli, terseret oleh perlambatan pertumbuhan sektor jasa, tetapi data tersebut lebih baik daripada survei serupa di Eropa. Turunnya harga input AS dan melambatnya perekrutan indikasikan bahwa Federal Reserve bisa membuat kemajuan di bidang-bidang penting dalam upayanya untuk mengurangi inflasi.
EUR/USD berakhir turun 0,55% di 1,1063 pada akhir sesi Senin. GBP/USD turun 0,32% ke 1,2812, mengawali minggu yang sibuk untuk rapat bank sentral dengan para investor mengharapkan kenaikan suku bunga di Eropa dan Amerika Serikat.
Indeks dolar ditutup naik 0,31% menjadi 100,832, sementara traders futures memperkirakan overnight rate the Fed akan naik menjadi 5,43% di bulan November dan tetap di atas 5% hingga Juni 2024.
USD/JPY turun 0,15% ke 141,54 tutup sesi Senin.
The Fed mengakhiri rapat pada hari Rabu setempat atau Kamis dini hari WIB, diikuti oleh European Central Bank (ECB) sehari kemudian dan Bank of Japan (BOJ) pada hari Jumat, serta laporan keuangan dari banyak perusahaan besar.
Investor memperkirakan ECB dan Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin dan fokus pada kedua kasus ini adalah pada sinyal-sinyal yang dikirimkan seputar rapatnya untuk bulan September. Melunaknya pengukur inflasi mungkin memberi ruang bagi The Fed untuk mengisyaratkan jeda.
BOJ adalah bank sentral yang paling mungkin untuk memberikan kejutan yang menggerakkan pasar, sebut traders, dari perubahan kebijakan kontrol kurva yield yang terlihat sebagai sebuah kemungkinan.
Jumat lalu mata uang Jepang turun ke level terendah 141,92 per dolar, juga menjadi sorotan, setelah laporan menyebut bahwa BOJ condong untuk mempertahankan kebijakan kontrol kurva yield-nya tidak berubah, meskipun tool pengukur volatilitas telah melonjak seiring dengan semakin dekatnya rapat tersebut.
– Laporan ini telah tayang di Reuters sebelumnya.
Dapatkan kesempatan untuk mendapatkan keuntungan melalui PT. Royal Trust Futures
PT. Royal Trust Futures didirikan pada tahun 2005 dan telah memiliki ijin resmi sebagai Pialang Berjangka dan diawasi oleh Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEBTI) sejak tahun 2006, menjadi anggota PT. Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) sejak tahun 2005 dan menjadi anggota PT. Kliring Berjangka Indonesia (KBI) sejak tahun 2012
© Copyright 2023 PT. Royal Trust Futures. All Rights Reserved